Minggu, 09 Juni 2013

Penawaran dan permintaan dalam Ekonomi



A.    Latar belakang
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang menjelaskan tentang bagaimana cara atau usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan mengolah sumber daya yang ada di sekitarnya sehingga tercapailah kesejahterahaan hidup.
 Ekonomi itu sendiri ialah kebutuhan yang sangat berpengaruh dalam kelangsungan hidup manusia, karna tanpa terpenuhinnya kebutuhan tersebut maka kelangsungan hidup manusia akan masuk pada zona worning bahkan terancam.
Masalah ekonomi itu termasuk masalah global karna seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa masalah ekonomi pasti pernah hinggap di diri setiap individu tanpa terkecuali. Jadi, masalah ekonomi ini adalah masalah yang sangat penting dan harus dicari solusinya secara bersama-sama, bukan hanya mengandalkan para ahli ekonomi saja untuk mencari jalan keluarnya.
Dalam dunia ekonomi harga pasar dipengaruhi oleh persediaan barang yang dimiliki oleh produsen daripada tingkat di mana produsen memasok barang tersebut. permintaan dan penawaran,hukum dan faktor yang mempengaruhi dalam ekonomi terdapat permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang saling bertemu dan membentuk satu titik pertemuan dalam satu harga dan kuantitas (jumlah barang). setiap transaksi perdagangan pasti adalah permintaan,penawaran,harga dan faktor yang mempengaruhi.
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu.sedangkan penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau di tawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu. Untuk mempelajari perilaku pasar, kita harus melihat tiga komponen utama: pasokan, permintaan, dan harga. Kenaikan harga barang biasanya dipicu karna banyaknya peminat dan permintaan dari pada persediaan barang pada saat tertentu. Seharusnya pemerintah memiliki kemampuan untuk menentukan harga barang di pasaran, sehingga harga pun lebih terjangkau untuk para konsumen dan dapat dinikmati dengan merata.

B.     Masalah

Sebentar lagi kita akan memasuki pasar gelobal yang sangat luas, sehingga diperlukan “negosiasi” yang sangat baik dalam suatu penawaran dan permintaan pasar gelobal. Sehinga penawaran dan permintaan tidak berlangsung secara alot, karena itu suatu negosisasi sangat menentukan apakah kesepakatan dan penawaran tersebut dapat berhasil atau tidak. Apa lagi jika bersinggungan dengan budaya dan norma-normal kehidupan lokal dalam kancah negosiasi global.
  
C.    Landasan teori

Ø  Pengertian Negosiasi
Menurut Stephen Robbins dalam bukunya " Organizational Behavior" (2001), negosiasi adalah proses pertukaran barang atau jasa antara 2 pihak atau lebih, dan masing-masing pihak berupaya untuk menyepakati tingkat harga yang sesuai untuk proses pertukaran tersebut. Dengan pengertian tersebut di atas, maka dalam setiap proses negosiasi , setiap pihak yang berkepentingan berupaya mempertukarkan sesuatu yang dimilikinya dan mendapatkan timbal balik yang sepadan dari mitra negosiasinya.

Ø  Pengertian Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran:   Harga barang itu sendiri,   Harga sumber produksi, Tingkat produks, Ekspektasi atau perkiraan

Ø  Pengertian Permintaan
Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan :  Harga barang itu sendiri, Harga barang lain yang berkaitan, Tingkar pendapatan, Selera konsumen,    Ekspektasi/perkiraan 


D.    Pembahasan

“Kita memasuki apa yang disebut revolusi negosiasi”. Ucapan negosiator ulung, Clive Rich, tentu bukan mengada-ada. Apalagi kekuatan dan kutub ekonomi dunia tengah bergeser cepat dengan menempatkan BRICs (Brasil, Rusia, India, dan China) sebagai ‘dewa-dewa’ baru yang akan mewarnai kancah perekonomian global.
Perlahan tapi pasti, kawasan Timur Tengah juga sedang bangkit dan mulai mencuri perhatian sebelum benar-benar masuk ke panggung elit dunia. Di tengah situasi yang masih belum kondusif seperti itu, negosiasi menjadi salah salah kunci yang harus dikuasai pelaku bisnis multinasional untuk menaklukan pasar-pasar baru yang menggiurkan.

Situasi kini telah berkembang pesat, sehingga cara orang berbisnis dan memenangkan perang melalui negosasi juga berubah drastis. Itulah yang dia sebut sebagai ‘revolusi negosiasi’. Sebaliknya cara-cara lama atau cara-cara kuno secara cepat hanya tinggal menjadi kenangan. Strategi baru dalam bernegosiasi ini, menurut Rich, berkembang dan mewujud bersamaan dengan gencarnya pemakaian teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari serta penggunaan jaringan sosial media yang kian gencar di dunia maya.
Lain lagi cara orang Rusia bersepakat dalam bisnis. Bagi mereka, kompromi tak lain adalah sebuah kelemahan. Bila Anda ingin bermitra dengan orang Rusia, ajaklah mereka berbincang di acara-acara sosial atau saat makan malam. Betul demikian, kearifan lokal penting untuk dikuasai dalam bernegosiasi global tetapi jangan sepenuhnya bergantung pada idiom lama semacam itu. “Don’t be driven by them,” demikian Rich yang juga pendiri Rich Futures.
Ingat, dunia sudah berubah. Kecakapakan individual kini tidak mungkin diabaikan lagi dalam bernegosiasi. Pasalnya, kesepakan bisnis kini umumnya dicapai ketika ‘kebutuhan-kebutuhan emosi’ bisa tersalur. Faktor inilah yang digarisbawahi Rich sebagai kunci kesuksesan dalam negosiasi dari manapun Anda berasal.
Dulu, kesepakatan bisnis lebih banyak berfokus pada masalah harga, kuantitas, dan jaminan pengiriman. ‘Suasana kebatinan’ mitra bicara tidak dianggap penting. Kini, tidak bisa lagi seperti itu. Anda harus pandai-pandai menanggap sinyal dari lawan bicara, apakah mereka terlihat antusias, basa-basi, marah atau setengah hati. Perhatikan sekali lagi, orang sering mengutarakan isi hatinya dengan bahasa-bahasa tertentu meski sedang berbicara masalah lain.
Hasil maksimal yang bisa dicapai dari keberhasilan lobi adalah kontrak bisnis. Kontrak bisnis yang mengikat dua pihak atau lebih seharusnya bertujuan menyatukan pandangan para pihak yang terlibat di dalamnya, dan bukan justru sebaliknya. Lebih buruk lagi bila salah satu pihak merasa ‘dikadali’ oleh pihak lain. Hal ini bisa saja terjadi dan umumnya baru disadari belakangan setelah kontrak disepakati bersama.
Untuk mendapatkan suatu kesepakatan ada baiknya kita mengetahui apa yang di inginkan dan personalitas dari calon mitra bisnis kita, seperti memberikan pelayanan yang tulus dan memberikan keyakinan dalam mempromosikan barang dan jasa yang ditawarkan. Namun yang terpenting dari semua itu adalah menghormati mitra bisnis dan memperlakukannya seperti raja, karna ada pepatah lama yang “Berbunyi pembeli adalah Raja”.
Dalam proses inti dari negosiasi, yaitu proses tawar menawar, kita perlu mengetahui apa itu The Bargaining Zone (TBZ). TBZ adalah suatu wilayah ruang yang dibatasi oleh harga penawaran pihak penjual (Seller’s Opening Price) dan Tawaran awal oleh pembeli (Buyer’s Opening Offer). Di antara kedua titik tersebut terdapat Buyer’s Ideal Offer, Buyer’s Realistic Price dan Buyer’s Highest Price pada sisi pembeli dan Seller’s Ideal Price, Seller’s Realistic Price dan Seller’s Lowest Price pada sisi pembeli. 

Kesepakatan kedua belah pihak yang paling baik adalah terjadi di dalam wilayah yang disebut Final Offer Zone yang dibatasi oleh Seller’s Realistic Price dan Buyer’s Realistic Price. Biasanya kesepakatan terjadi ketika terdapat suatu overlap antara pembeli dan penjual dalam wilayah Final Offer Zone.

Semakin rendah tingkat harga suatu barang akan semakin banyak barang tersebut yang diminta, dan sebaliknya. Semakin tinggi tingkat harga suatu barang, akan semakin sedikit permintaan barang tersebut (cateris paribus)”.Oleh karena itu permintaan dan penawaran merupakan hal yang saling berkaitan. Hukum permintaan di atas memberikan gambaran bahwa calon mitra bisnis (pembeli) akan berlaku lebih konsumtif jika terjadi penurunan harga. Konsumen menjadi lebih konsumtif terhadap barang maka barang tersebut makin banyak diminta. Hal ini terjadi karena mereka ingin mendapatkan suatu kepuasan berupa keuntungan yang sebanyak-banyaknya.

Jika terjadi suatu permintaan yang tak terhingga atau melebihi batas maka hal ini akan menjadikan suatu kondisi berupa kelangkaan barang (kebutuhan/keinginan seseorang atau masyarakat lebih besar dari pada tersedianya barang dan jasa tersebut).
Kelangkaan barang ini terjadi ketika harga barang yang sangat murah banyak diminta oleh para konsumen sehingga menimbulkan kelangkaan terhadap barang tersebut. Karena kelangkaan tersebut maka harga yang sebelumnya jauh lebih murah, lambat laun akan meningkat.

Semakin banyak permintaan maka semakin tinggi pula harga barang. Hal tersebut sangat bertentangan dengan hukum permintaan ekonomi (Semakin rendah tingkat harga suatu barang akan semakin banyak barang tersebut yang diminta, dan sebaliknya. Semakin tinggi tingkat harga suatu barang, akan semakin sedikit permintaan barang tersebut) pada uraian di atas tersebut. Intinya dalam perayaan hari raya penjual menginginkan adanya keuntungan besar sehingga mereka memanfaatkan momen tersebut sebagai nilai tambah penjualan mereka dengan cara memperoleh laba yang besar. Jadi hukum permintaan tidak berlaku mutlak pada asumsi ceteris paribus.

Apabila harga naik, maka jumlah barang atau jasa yang ditawarkan meningkat. Jika harga barang atau jasa turun, maka jumlah barang/jasa yang ditawarkan berkurang. Hukum penawaran berbanding lurus dengan harga barang. Hukum ini juga tidak berlaku mutlak cateris paribus.

Semakin banyak penawaran harga cenderung turun. Harga akan naik bila penawaran sedikit. Semakin tinggi harga semakin banyak pula penawaran yang dilakukan dengan anggapan ceteris paribus. Setara dengan : bila harga naik maka permintaan turun, permintaan semakin banyak bila harga turun (hukum permintaan).

Faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran (suply)
Biaya produksi dan tekhnologi yang digunakan tujuan perusahaan pajak ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap prediksi/perkiraan harga di masa depan yaitu :
1. biaya produksi dan tekhnologi yang digunakan
Jika biaya produksi/pembuatan suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual.dengan adanya tekhnologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.
2. Tujuan perusahaan
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.
3. Pajak
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.
4. Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
5. Prediksi / perkiraan harga di masa depan
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.

E.     Kesimpulan dan Saran
Bahwa dalam suatu permintaan dan penawaran yang sangat berperan penting di dalamnya adalah proses negosiasi yang baik, karena tanpa adanya peroses negosiasi yang baik tidak akan tercapai kesepakatan dan akan menimpulkan negosiasi yang alot.
Sarannya adalah untuk mencapai kesepakan yang baik di perlukan adanya hubungan yang baik antara calon mitra bisnis dengan produsen. Sehinga terciptanya negosiasi yang menghasilkan keputusan yang dapat di terima oleh kebelah dua pihak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar