A.
Latar
belakang
Ilmu
ekonomi adalah ilmu yang menjelaskan tentang bagaimana cara atau usaha manusia
untuk memenuhi kebutuhan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan
mengolah sumber daya yang ada di sekitarnya sehingga tercapailah
kesejahterahaan hidup.
Ekonomi itu sendiri ialah kebutuhan yang
sangat berpengaruh dalam kelangsungan hidup manusia, karna tanpa terpenuhinnya
kebutuhan tersebut maka kelangsungan hidup manusia akan masuk pada zona worning
bahkan terancam.
Masalah
ekonomi itu termasuk masalah global karna seperti yang sudah saya jelaskan
sebelumnya bahwa masalah ekonomi pasti pernah hinggap di diri setiap individu
tanpa terkecuali. Jadi, masalah ekonomi ini adalah masalah yang sangat penting
dan harus dicari solusinya secara bersama-sama, bukan hanya mengandalkan para
ahli ekonomi saja untuk mencari jalan keluarnya.
Dalam
dunia ekonomi harga pasar dipengaruhi oleh persediaan barang yang dimiliki oleh
produsen daripada tingkat di mana produsen memasok barang tersebut. permintaan
dan penawaran,hukum dan faktor yang mempengaruhi dalam ekonomi terdapat
permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang saling bertemu dan membentuk
satu titik pertemuan dalam satu harga dan kuantitas (jumlah barang). setiap transaksi
perdagangan pasti adalah permintaan,penawaran,harga dan faktor yang
mempengaruhi.
Permintaan
adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu
tertentu.sedangkan penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau di
tawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu. Untuk mempelajari perilaku pasar,
kita harus melihat tiga komponen utama: pasokan, permintaan, dan harga. Kenaikan
harga barang biasanya dipicu karna banyaknya peminat dan permintaan dari pada
persediaan barang pada saat tertentu. Seharusnya pemerintah memiliki kemampuan
untuk menentukan harga barang di pasaran, sehingga harga pun lebih terjangkau
untuk para konsumen dan dapat dinikmati dengan merata.
B. Masalah
Sebentar lagi
kita akan memasuki pasar gelobal yang sangat luas, sehingga diperlukan
“negosiasi” yang sangat baik dalam suatu penawaran dan permintaan pasar
gelobal. Sehinga penawaran dan permintaan tidak berlangsung secara alot, karena
itu suatu negosisasi sangat menentukan apakah kesepakatan dan penawaran tersebut
dapat berhasil atau tidak. Apa lagi jika bersinggungan dengan budaya dan
norma-normal kehidupan lokal dalam kancah negosiasi global.
C. Landasan teori
Ø Pengertian
Negosiasi
Menurut Stephen Robbins dalam bukunya
" Organizational Behavior" (2001), negosiasi adalah proses pertukaran
barang atau jasa antara 2 pihak atau lebih, dan masing-masing pihak berupaya
untuk menyepakati tingkat harga yang sesuai untuk proses pertukaran tersebut.
Dengan pengertian tersebut di atas, maka dalam setiap proses negosiasi , setiap
pihak yang berkepentingan berupaya mempertukarkan sesuatu yang dimilikinya dan
mendapatkan timbal balik yang sepadan dari mitra negosiasinya.
Ø Pengertian Penawaran
Penawaran
adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada
berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Beberapa faktor yang
mempengaruhi penawaran: Harga barang itu sendiri, Harga sumber produksi, Tingkat produks, Ekspektasi atau perkiraan
Ø Pengertian
Permintaan
Permintaan
adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada
berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Beberapa faktor yang
mempengaruhi permintaan : Harga barang itu sendiri, Harga barang lain yang berkaitan, Tingkar pendapatan, Selera konsumen, Ekspektasi/perkiraan
D. Pembahasan
“Kita
memasuki apa yang disebut revolusi negosiasi”. Ucapan negosiator ulung, Clive
Rich, tentu bukan mengada-ada. Apalagi kekuatan dan kutub ekonomi dunia tengah
bergeser cepat dengan menempatkan BRICs (Brasil, Rusia, India, dan China)
sebagai ‘dewa-dewa’ baru yang akan mewarnai kancah perekonomian global.
Perlahan
tapi pasti, kawasan Timur Tengah juga sedang bangkit dan mulai mencuri
perhatian sebelum benar-benar masuk ke panggung elit dunia. Di tengah situasi
yang masih belum kondusif seperti itu, negosiasi menjadi salah salah kunci yang
harus dikuasai pelaku bisnis multinasional untuk menaklukan pasar-pasar baru
yang menggiurkan.
Situasi
kini telah berkembang pesat, sehingga cara orang berbisnis dan memenangkan
perang melalui negosasi juga berubah drastis. Itulah yang dia sebut sebagai
‘revolusi negosiasi’. Sebaliknya cara-cara lama atau cara-cara kuno secara
cepat hanya tinggal menjadi kenangan. Strategi baru dalam bernegosiasi ini,
menurut Rich, berkembang dan mewujud bersamaan dengan gencarnya pemakaian
teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari serta penggunaan jaringan
sosial media yang kian gencar di dunia maya.
Lain
lagi cara orang Rusia bersepakat dalam bisnis. Bagi mereka, kompromi tak lain
adalah sebuah kelemahan. Bila Anda ingin bermitra dengan orang Rusia, ajaklah
mereka berbincang di acara-acara sosial atau saat makan malam. Betul demikian,
kearifan lokal penting untuk dikuasai dalam bernegosiasi global tetapi jangan
sepenuhnya bergantung pada idiom lama semacam itu. “Don’t be driven by them,”
demikian Rich yang juga pendiri Rich Futures.
Ingat,
dunia sudah berubah. Kecakapakan individual kini tidak mungkin diabaikan lagi
dalam bernegosiasi. Pasalnya, kesepakan bisnis kini umumnya dicapai ketika
‘kebutuhan-kebutuhan emosi’ bisa tersalur. Faktor inilah yang digarisbawahi
Rich sebagai kunci kesuksesan dalam negosiasi dari manapun Anda berasal.
Dulu,
kesepakatan bisnis lebih banyak berfokus pada masalah harga, kuantitas, dan
jaminan pengiriman. ‘Suasana kebatinan’ mitra bicara tidak dianggap penting.
Kini, tidak bisa lagi seperti itu. Anda harus pandai-pandai menanggap sinyal
dari lawan bicara, apakah mereka terlihat antusias, basa-basi, marah atau setengah
hati. Perhatikan sekali lagi, orang sering mengutarakan isi hatinya dengan
bahasa-bahasa tertentu meski sedang berbicara masalah lain.
Hasil
maksimal yang bisa dicapai dari keberhasilan lobi adalah kontrak bisnis.
Kontrak bisnis yang mengikat dua pihak atau lebih seharusnya bertujuan
menyatukan pandangan para pihak yang terlibat di dalamnya, dan bukan justru
sebaliknya. Lebih buruk lagi bila salah satu pihak merasa ‘dikadali’ oleh pihak
lain. Hal ini bisa saja terjadi dan umumnya baru disadari belakangan setelah
kontrak disepakati bersama.
Untuk
mendapatkan suatu kesepakatan ada baiknya kita mengetahui apa yang di inginkan
dan personalitas dari calon mitra bisnis kita, seperti memberikan pelayanan
yang tulus dan memberikan keyakinan dalam mempromosikan barang dan jasa yang
ditawarkan. Namun yang terpenting dari semua itu adalah menghormati mitra
bisnis dan memperlakukannya seperti raja, karna ada pepatah lama yang “Berbunyi
pembeli adalah Raja”.
Dalam
proses inti dari negosiasi, yaitu proses tawar menawar, kita perlu mengetahui
apa itu The Bargaining Zone (TBZ). TBZ adalah suatu wilayah ruang yang dibatasi
oleh harga penawaran pihak penjual (Seller’s Opening Price) dan Tawaran awal
oleh pembeli (Buyer’s Opening Offer). Di antara kedua titik tersebut terdapat
Buyer’s Ideal Offer, Buyer’s Realistic Price dan Buyer’s Highest Price pada
sisi pembeli dan Seller’s Ideal Price, Seller’s Realistic Price dan Seller’s
Lowest Price pada sisi pembeli.
Kesepakatan
kedua belah pihak yang paling baik adalah terjadi di dalam wilayah yang disebut
Final Offer Zone yang dibatasi oleh Seller’s Realistic Price dan Buyer’s
Realistic Price. Biasanya kesepakatan terjadi ketika terdapat suatu overlap
antara pembeli dan penjual dalam wilayah Final Offer Zone.
Semakin
rendah tingkat harga suatu barang akan semakin banyak barang tersebut yang
diminta, dan sebaliknya. Semakin tinggi tingkat harga suatu barang, akan
semakin sedikit permintaan barang tersebut (cateris paribus)”.Oleh karena itu
permintaan dan penawaran merupakan hal yang saling berkaitan. Hukum permintaan
di atas memberikan gambaran bahwa calon mitra bisnis (pembeli) akan berlaku
lebih konsumtif jika terjadi penurunan harga. Konsumen menjadi lebih konsumtif
terhadap barang maka barang tersebut makin banyak diminta. Hal ini terjadi
karena mereka ingin mendapatkan suatu kepuasan berupa keuntungan yang
sebanyak-banyaknya.
Jika
terjadi suatu permintaan yang tak terhingga atau melebihi batas maka hal ini
akan menjadikan suatu kondisi berupa kelangkaan barang (kebutuhan/keinginan
seseorang atau masyarakat lebih besar dari pada tersedianya barang dan jasa
tersebut).
Kelangkaan
barang ini terjadi ketika harga barang yang sangat murah banyak diminta oleh
para konsumen sehingga menimbulkan kelangkaan terhadap barang tersebut. Karena
kelangkaan tersebut maka harga yang sebelumnya jauh lebih murah, lambat laun
akan meningkat.
Semakin
banyak permintaan maka semakin tinggi pula harga barang. Hal tersebut sangat
bertentangan dengan hukum permintaan ekonomi (Semakin rendah tingkat harga
suatu barang akan semakin banyak barang tersebut yang diminta, dan sebaliknya.
Semakin tinggi tingkat harga suatu barang, akan semakin sedikit permintaan
barang tersebut) pada uraian di atas tersebut. Intinya dalam perayaan hari raya
penjual menginginkan adanya keuntungan besar sehingga mereka memanfaatkan momen
tersebut sebagai nilai tambah penjualan mereka dengan cara memperoleh laba yang
besar. Jadi hukum permintaan tidak berlaku mutlak pada asumsi ceteris paribus.
Apabila
harga naik, maka jumlah barang atau jasa yang ditawarkan meningkat. Jika harga
barang atau jasa turun, maka jumlah barang/jasa yang ditawarkan berkurang.
Hukum penawaran berbanding lurus dengan harga barang. Hukum ini juga tidak
berlaku mutlak cateris paribus.
Semakin
banyak penawaran harga cenderung turun. Harga akan naik bila penawaran sedikit.
Semakin tinggi harga semakin banyak pula penawaran yang dilakukan dengan
anggapan ceteris paribus. Setara dengan : bila harga naik maka permintaan
turun, permintaan semakin banyak bila harga turun (hukum permintaan).
Faktor yang
mempengaruhi tingkat penawaran (suply)
Biaya
produksi dan tekhnologi yang digunakan tujuan perusahaan pajak ketersediaan dan
harga barang pengganti/pelengkap prediksi/perkiraan harga di masa depan yaitu :
1. biaya produksi
dan tekhnologi yang digunakan
Jika
biaya produksi/pembuatan suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat
produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu
bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual.dengan adanya
tekhnologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu
penurunan harga.
2. Tujuan perusahaan
Perusahaan
yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan
menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi
tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka
perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah
sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.
3. Pajak
Pajak
yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan
menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.
4. Ketersediaan
dan harga barang pengganti/pelengkap
Jika
ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan
ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan
permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
5. Prediksi /
perkiraan harga di masa depan
Ketika
harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri
dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual
lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.
E. Kesimpulan dan Saran
Bahwa dalam
suatu permintaan dan penawaran yang sangat berperan penting di dalamnya adalah
proses negosiasi yang baik, karena tanpa adanya peroses negosiasi yang baik
tidak akan tercapai kesepakatan dan akan menimpulkan negosiasi yang alot.
Sarannya adalah
untuk mencapai kesepakan yang baik di perlukan adanya hubungan yang baik antara
calon mitra bisnis dengan produsen. Sehinga terciptanya negosiasi yang
menghasilkan keputusan yang dapat di terima oleh kebelah dua pihak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar