Faktor budaya dalam perilaku kesehatan
Faktor budaya
memainkam peranan penting dalam kesehatan umumnya, tidak saja dalam kesehatan
mental. Fokus baru berkenaan dengan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
telah menciptakan suatu peran bagi ilmuwan sosial dan perilaku dalam
perkembangan dan implementasi program kesehatan masyarakat.
Malaria. Misal, proyek
“Sarvodaya” di Sri Lanka telah mempromosikan partisipasi masyarakat dalam upaya
untuk mengendalikan populasi nyamuk dan pemantauan diri atas kesehatan orang.
Kebertahanhidupan anak.
“Strategi GOBI” dari UNICEF ditujukan pada peningkatan angka kebertahanhidupan
anak di seluruh dunia dan mengkonsentrasikan pada empat teknik:
- Growth monitoring, atau pemantauan berkelanjutan, untuk menemukan kasus-kasus kegagalan pertumbuhan dan malnutrisi.
- Oral rehydration, atau terapi rehidrasi oral, untuk bayi dan anak-anak balita berkaitan dengan diare agar mengurangi angka mortalitas yang tinggi karena kekurangan cairan.
- Breastfeeding promotion, promosi kepada para ibu untuk memberikan ASI, karena keuntungan nutrisional langsung dan keuntungan imunologis sebagaimana halnya pengurangan secara tak langsung atas kontaminasi dari pemberian minum melalui botol yang tak sehat.
- Immunization, atau imunisasi, terhadap penyakit-penyakit infeksi masa kanak-kanak.
Malnutrisi dan perkembangan psikologis. Satu tujuan penelitian tentang malnutrisi dan perkembangan psikologis
adalah untuk mencari pemahaman yang lebih baik tentang kaitan antara aspek
biologis dan psikologis dari perkembangan manusia.
D.E. Barrett,
mengulas delapan kajian yang memperlihatkan bahwa malnutrisi mengakibatkan
penurunan perhatian, ketanggapan sosial yang mengurang, pengendalian atas
(diri) keadaan yang lemah, kesulitan, dalam mentoleransikan frustasi, tingkatan
aktivitas yang melemah, dan kekurangan inisiatif dan kemandirian, dan hal ini
terjadi bahkan dalam ketiadaan penurunan kognitif yang terukur.
Penelitian dari
Chavez, Martinez, dan Yaschine dan P.L. Graves, menunjukkan bahwa para pengasuh
cenderung menanggapi anak yang mengalami malnutrisi secara kurang sering dan
kadang dengan antusiasme yang kurang, pada gilirannya anak itu menarik diri
lebih jauh dari interaksi sosial, dan suatu siklus lingkaran setan perilaku
berlangsung.
Sumber :
Buku Psikology
Tidak ada komentar:
Posting Komentar